Pernah kau berfikir.
Bahwa tatapan mu.
Tatapan maut.
Membuatku selalu kaku.
Ku menyerah.
Semua membuatku gila karna kamu.
Rasanya ku terjebak parasmu.
Ku menyerah padamu yang selalu membuatku merasa melayang hingga atmosfer bumi.
Menggelepar bagaikan ikan yang kehilangan air.
Seperti aku gelisah satu hari tanpa ada suara beningmu di telingaku.
Wujudkanlah kedamaian dengan hati suci.
Untuk menatap indahnya masa depan.
Di saat aku menemanimu hingga hayatmu tak bernyawa lagi.
Betapa ku menyerah.
Saat bertemu kau taburi senyum indah itu.
Membuat nadi tak berdenyut dan kembali berdenyut lagi.
Mungkinkah dikau pelipur rasa gundah hati ini.
Ku kan mencoba berdoa agar aku bisa mencinta selalu bersamamu.
KU MENYERAH AKAN SENYUM BIBIR TIPISMU.